
🧠Penjabaran Sejarah Tombak Kaliblah dan Hubungan Kesultanan Banjar–Sumbawa
Tombak Kaliblah bukan sekadar senjata tradisional, tetapi merupakan lambang diplomasi, ikatan darah, dan warisan budaya antara dua kesultanan besar di Nusantara: Kesultanan Banjar dan Kesultanan Sumbawa. Kisahnya membentang dari pertalian pernikahan bangsawan hingga simbolisasi kekuasaan dan legitimasi kerajaan.
🔸 Asal-Usul Tombak Kaliblah
Sumber utama dari Tijdschrift voor Indische Taal-, Land- en Volkenkunde volume 14 (1864:503) menyebutkan bahwa tombak Kaliblah dahulu termasuk dalam senjata pusaka nasional milik Sultan Sumbawa. Dalam adat istiadat Melayu-Nusantara, senjata pusaka seperti tombak tidak hanya digunakan untuk berperang, tapi juga sebagai simbol legitimasi kekuasaan, karisma spiritual, dan pengesahan turun-temurun.
🔸 Ikatan Darah: Banjar dan Sumbawa
Kisah tombak ini berakar dari pernikahan SULTAN SUMBAWA X 1765
♂ Dewa Masmawa Sultan Mahmud dengan seorang putri bangsawan Banjar bernama ♀ Ratoe Laija
(Putri Ratu Laiya Sara / Putri Sara), adik kandung Sultan Tahmidillah II alias Panembahan Kaharuddin Halilullah, Sultan Banjar yang berkuasa dari 1785–1808.
Dari pernikahan ini lahirlah SULTAN SUMBAWA XIII ♂ Sultan Muhammad Kaharuddin II (Raja Sumbawa XIII, 1795–1816), yang kemudian mewarisi takhta Sumbawa.
Dalam konteks politik dinasti, tombak Kaliblah kemudian diserahkan kepada SULTAN BANJAR XI.b.
♂ Sultan Sulaiman Rahmatullah / Sultan Sulaiman Saidullah II (Sultan Banjar, putra Sultan Tahmidillah II alias Panembahan Kaharuddin Halilullah, Sultan Banjar yang berkuasa dari 1785–1808.) sebagai lambang persaudaraan dan persekutuan dua kesultanan
🔸 Jejak Leluhur Banjar di Tanah Samawa (Sumbawa)
Menurut Hikayat Raja-raja Banjar dan Kotawaringin, serta data dari Lembaga Adat Tanah Samawa (LATS) dan Dinas Kebudayaan Sumbawa, terdapat jejak silsilah Banjar yang kuat di Sumbawa.
Nama-nama besar seperti:
- PANGERAN TALIWANG 1/ ♂ Raden Subangsa /Raden Marabut bin ♂ Raden Timbakal
Pangeran Dipati Martasari bin ♂ Raden Subamanggala/Pangeran Mangkunagara bin SULTAN BANJAR III
♂ Sultan Hidayatullah I bin SULTAN BANJAR II ♂ Sultan Rahmatullah bin SULTAN BANJAR I 1520-1546
♂ Sultan Suriansyah dari Kesultanan Banjar - Anaknya: Raden Mataram bergelar Mas Mataram (Maes Materan) atau Amas Mattaram adalah Raja Taliwang yakni Datu atau Raja negeri Taliwang (Karaeng Taliwang), pulau Sumbawa. Beliau anak dari Raden Subangsa. Raden Subangsa bergelar Pangeran Taliwang merupakan menantu Raja Seleparang-Sumbawa (Datu Kamutar 4).
- Dan SULTAN SUMBAWA III (1672/75 – 1702/05) ♂ Dewa Mas Bantan/ Sultan Harunnurrasyid I / Raden Bantan alias Dewa Mas Bantan, menjadi Sultan Sumbawa ke-3 bin PANGERAN TALIWANG 1 ♂ Raden Subangsa/ Raden Marabut









mewakili migrasi elite Banjar ke Sumbawa yang memperkuat relasi darah dan budaya antarkerajaan.
🔸 Makna Filosofis Tombak Kaliblah
Nama “Kaliblah” sendiri bisa dimaknai sebagai simbol arah kiblat atau penunjuk arah spiritual dan kekuasaan. Dalam konteks kerajaan Islam di Nusantara, arah kiblat melambangkan kesatuan keimanan, dan tombak itu menjadi representasi kepemimpinan yang lurus dan berorientasi pada nilai-nilai keislaman.
Tombak Kaliblah adalah pusaka yang menyatukan dua dunia:
- Dunia politik dinasti (dengan relasi darah antara Banjar dan Sumbawa)
- Dunia spiritual dan budaya (melalui simbol pusaka dan adat kerajaan)
🔸 Kesimpulan
Tombak Kaliblah bukan hanya warisan fisik, tetapi jembatan sejarah yang menghubungkan Kesultanan Banjar dan Kesultanan Sumbawa. Ia menjadi saksi hubungan darah, diplomasi antar-kerajaan, dan nilai-nilai luhur budaya Nusantara.
Dengan narasi sejarah ini, Kaliblah layak disebut sebagai salah satu senjata pusaka paling penting dalam sejarah kerajaan di Indonesia, simbol dari legitimasi, persatuan, dan spiritualitas kerajaan.








đź”– Untuk keperluan dokumentasi sejarah, artikel ini dapat dijadikan bagian dari jurnal sejarah lokal, profil tokoh kerajaan Nusantara
📌 Catatan Redaksi:
Publikasi ini dapat dikutip untuk keperluan jurnal sejarah, penelitian budaya, serta dokumentasi arsip keluarga kerajaan yang sah, dengan menyebutkan sumber resmi dari Yayasan Pangeran Wirakusumah cianjur jawa barat
📝 Atas nama keluarga besar Pengurus Yayasan Pangeran Wirakusumah Cianjur Jawa barat
Gusti Pangeran Wirakusuma VI – Coach.Antung Henry S
Generasi Keempat dari Sultan Ratu Anom Wirakusuma II
(Trah Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan – Pengasingan Cianjur)
📞 0882-8927-9116