
Kajian Genealogis dan Historiografi Arkeologis Nusantara
🏛️ I. Latar Genealogis: Jejak Awal Dinasti Negara Dipa dan Negara Daha
Dalam tradisi historiografi Banjar, asal-muasal dinasti kerajaan yang kemudian melahirkan Kesultanan Banjar dapat ditelusuri dari figur Saudagar Mangkubumi—juga dikenal dalam tradisi lisan sebagai Saudagar Jantam. Ia digambarkan sebagai sosok pelayaran dan pedagang utama yang menurunkan garis kerajaan awal Negara Dipa, suatu entitas politik awal di Kalimantan Selatan yang berkembang sebelum masuknya Islam.
Putra beliau, Ampu Jatmaka, dikenal sebagai Maharaja di Candi, ialah figur sentral dalam pendirian Dinasti Negara Dipa. Pusat kekuasaan ini berlandaskan sistem adat dan spiritual Hindu-Buddha yang berkembang di wilayah hilir Sungai Negara (anak Sungai Barito). Dalam prasasti dan hikayat Banjar, Ampu Jatmaka disimbolkan sebagai raja bijak, pendiri awal yang melandaskan tata kerajaan pada nilai “kebijaksanaan dan musyawarah”.
Ampu Jatmaka berputra Lambu Mangkurat atau dikenal pula sebagai Patih Lambung Mangkurat, tokoh mahapatih yang menjadi pemangku takhta hingga munculnya pewaris perempuan dari garis ningrat: Putri Huripan/Ratu Kuripan. Tradisi menyebutkan Putri Huripan inilah yang menikah dengan RAJA NEGARA DIPA Maharaja Suria-Gangga-Wangsa putra Raden Putra/Raden Suria-Nata/Maharaja Suria-Nata/(Pangeran Suria-Nata)/(Raden Aria Gegombak Janggala Rajasa) dengan Putri Junjung Buih/Ratu Tunjung Buih/(Putri Ratna Janggala Kadiri) . Putri Huripan/Ratu Kuripan berputri PEMANGKU RAJA NEGARA DIPA Putri Kalungsu atau dalam versi lain disebut Putri Kabu Waringin, menikah dengan Maharaja Carang Laleyan (Arya Dewangsa) mempunyai putra bergelar pangeran pewaris kekuasaan Negara Daha yaitu:
- Raden Sekar Sungsang/Ki Mas Lelana/Raden Sari Kaburungan, yang kemudian dikenal dalam gelar agung sebagai Maharaja Sari Kaburungan atau Panji Agung Rama Nata.
Tokoh Maharaja Sari Kaburungan menjadi figur kunci dalam transisi kekuasaan dari struktur tradisional Hindu ke struktur awal Islamisasi. Ia merupakan figur penting yang berkuasa di wilayah yang kemudian dikenal sebagai Daha, dan merupakan representasi peralihan dominasi kekuasaan dari Dipa ke Daha sebagai pusat baru.
đź‘‘ II. Garis Lurus Menuju Sultan Banjar Pertama
Maharaja Sari Kaburungan berputra:
- Raden Bangawan, yang kemudian menurunkan:
- Raden Mantri Alu, yang dalam berbagai sumber merupakan ayah dari pendiri Kesultanan Banjar, yakni:
SULTAN SURYANULLAH (juga dikenal sebagai Sultan Suriansyah, memerintah 1500–1546 M)
Sultan Suryanullah adalah Sultan Banjar I, dan dikenal sebagai penguasa pertama yang memeluk Islam secara resmi, dengan dibimbing oleh ulama dari Kesultanan Demak, Jawa.
📜 III. Peneguhan Kesultanan: Dari Tradisi Lokal ke Islamisasi Politik
Dengan naiknya Sultan Suryanullah ke tampuk kekuasaan, terjadi transformasi fundamental dalam sistem pemerintahan di Kalimantan bagian selatan. Islam tidak sekadar menjadi agama pribadi, namun dijadikan dasar politik kenegaraan, menggantikan struktur warisan Hindu-Buddha dari masa Negara Dipa dan Daha.
Sultan Suryanullah menegakkan Kesultanan Banjar dengan model kerajaan Islam bercorak Jawa-Demak, namun tetap mempertahankan struktur sosial dan adat lokal. Ia menempatkan Banjar sebagai kerajaan pelabuhan penting, terbuka terhadap pengaruh perdagangan dan dakwah Islam dari Sumatra, Jawa, hingga Makassar.
🔍 IV. Penutup: Nilai Historiografis
Dalam kajian arkeologi dan historiografi, narasi ini mengandung unsur:
- Historiografi dinastik: melalui silsilah berjenjang dari Mangkubumi hingga Sultan Suryanullah
- Transformasi budaya dan agama: dari Hindu-Buddha ke Islam
- Peran perdagangan dan diplomasi: dalam membawa pengaruh Demak dan integrasi Banjar ke dalam jaringan kerajaan Islam maritim
Kajian ini memberikan gambaran bahwa Kesultanan Banjar tidak muncul secara mendadak, tetapi merupakan hasil proses panjang dari evolusi budaya, politik, dan spiritualitas lokal yang bersinergi dengan dinamika Islamisasi Nusantara.
📌 Catatan Redaksi:
Publikasi ini dapat dikutip untuk keperluan jurnal sejarah, penelitian budaya, serta dokumentasi arsip keluarga kerajaan yang sah, dengan menyebutkan sumber resmi dari Yayasan Pangeran Wirakusumah cianjur jawa barat
📝 Atas nama keluarga besar Pengurus Yayasan Pangeran Wirakusumah Cianjur Jawa barat
Gusti Pangeran Wirakusuma VI – Coach.Antung Henry S
Generasi Keempat dari Sultan Ratu Anom Wirakusuma II
(Trah Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan – Pengasingan Cianjur)
📞 0882-8927-9116









đź”– Untuk keperluan dokumentasi sejarah, artikel ini dapat dijadikan bagian dari jurnal sejarah lokal, profil tokoh kerajaan Nusantara
📌 Catatan Redaksi:
Publikasi ini dapat dikutip untuk keperluan jurnal sejarah, penelitian budaya, serta dokumentasi arsip keluarga kerajaan yang sah, dengan menyebutkan sumber resmi dari Yayasan Pangeran Wirakusumah cianjur jawa barat
📝 Atas nama keluarga besar Pengurus Yayasan Pangeran Wirakusumah Cianjur Jawa barat
Gusti Pangeran Wirakusuma VI – Coach.Antung Henry S
Generasi Keempat dari Sultan Ratu Anom Wirakusuma II
(Trah Kesultanan Banjar, Kalimantan Selatan – Pengasingan Cianjur)
📞 0882-8927-9116