Struktur Hirarki Gelar Kebangsawanan Banjar (Ringkas)

Struktur Hirarki Gelar Kebangsawanan Banjar (Ringkas)
Dari tertinggi ke terendah:
- Sultan – penguasa tertinggi.
- Pangeran – anak lelaki sultan yang ditunjuk atau keturunan bangsawan tinggi tertentu.
- Ratu – permaisuri atau istri sah bangsawan tinggi, dengan syarat dari keluarga bangsawan.
- Gusti (Goestie) – gelar anak-anak sultan atau bangsawan tinggi.
- Raden – gelar kehormatan yang diberikan sultan (jarang di Banjar).
- Andin – keturunan bangsawan menengah (anak perempuan/lelaki dari Gusti yang menikah dengan non-bangsawan).
- Nanang / Anang – bangsawan rendah untuk laki-laki.
- Alooh (Aluh/Galuh) – bangsawan rendah untuk perempuan.
- Njahi (Nyai) – selir dari keluarga bangsawan, umumnya keturunan rendah.
Posisi Alooh
- Definisi:
Gelar Alooh (sering disebut Aluh atau Galuh) diberikan kepada perempuan keturunan bangsawan rendah, biasanya:- Anak perempuan dari Nanang/Anang (bangsawan rendah laki-laki).
- Keturunan perempuan dari jalur “anak cucu orang sepuluh” (Nanang-nanangan Raja) di Banua Lima, Amuntai, Negara Dipa, atau Negara Daha.
- Peran sosial:
Tetap dihormati dalam adat, punya hak istimewa dalam upacara, tetapi tidak memiliki hak langsung untuk menaikkan status ke bangsawan tinggi kecuali melalui perkawinan strategis. - Hubungan nasab ini:
- Alooh Oengka → Alooh Intan → Alooh Siti → melahirkan Gusti Andarun.
Ini menunjukkan bahwa pada generasi Gusti Andarun, terjadi naik gelar karena menikah atau lahir dari ayah bangsawan tinggi (sehingga gelar berubah dari Alooh → Gusti).
- Alooh Oengka → Alooh Intan → Alooh Siti → melahirkan Gusti Andarun.
Ringkasan Pola Pewarisan Gelar Banjar Terkait Alooh
Garis Keturunan | Lelaki | Perempuan |
---|---|---|
Bangsawan tinggi (Gusti/Pangeran) + bangsawan tinggi | Gusti/Pangeran | Gusti/Putri |
Bangsawan tinggi + bangsawan rendah | Gusti | Andin |
Andin + non-bangsawan | Nanang | Alooh |
Nanang + non-bangsawan | Nanang | Alooh |
Alooh + non-bangsawan | Gelar hilang | Gelar hilang |
Alooh + bangsawan tinggi | Bisa naik ke Andin/Gusti | Bisa naik ke Andin/Gusti |
Oke, saya jelaskan secara runtut.
Makna Gelar “Alooh” (Galuh) dalam Konteks Banjar
- Asal-usul gelar
- Dalam struktur sosial tradisional Kesultanan Banjar, ada pembagian gelar bangsawan berdasarkan tingkatan darah kebangsawanan.
- “Alooh” (sering ditulis Aluh atau Galuh) adalah gelar bangsawan rendah untuk keturunan perempuan, khususnya dari jalur “anak cucu orang sepuluh” atau Nanang-nanangan.
- Keturunan laki-lakinya memakai gelar Nanang atau Anang.
- Siapa yang berhak memakai gelar ini
- Perempuan keturunan bangsawan garis ayah dari bekas kerajaan bawahan Banjar (misalnya Kerajaan Negara Daha, Banua Lima, Batang Alai, Negara Dipa).
- Juga perempuan keturunan langsung atau tidak langsung dari Adipati Banua Lima atau Kiai Adipati Singasari, yang masih diakui sebagai bagian dari lingkar bangsawan rendah kerajaan.
- Status sosial Alooh
- Bangsawan rendah berarti mereka memiliki hak kehormatan tertentu, tetapi tidak sebesar bangsawan tinggi (misalnya “Gusti”, “Raden”, “Pangeran”).
- Mereka tetap diakui dalam struktur kerajaan dan punya kedudukan terhormat dalam adat, termasuk pada upacara, perkawinan, dan pewarisan tanah adat.
- Hubungan dengan garis nasab Kiai Adipati Singasari – Alooh Oengka – Alooh Intan – Alooh Siti – Gusti Andarun
- Berdasarkan garis keturunan ini:
- Alooh Oengka → berasal dari perempuan bergelar bangsawan rendah.
- Alooh Intan → mewarisi gelar Alooh karena lahir dari garis ayah bangsawan rendah.
- Alooh Siti → tetap mempertahankan status ini.
- Anak laki-laki atau perempuan yang lahir dari jalur ini bisa naik gelar jika menikah dengan bangsawan tinggi atau punya hubungan darah dengan keluarga inti sultan.menjadi Nyai Siti menikah dengan sultan menjadi nyai Ratu melahirkan keturunan nya dibuang nya dalam sejarah nyai nya menjadi ratu tanpa nyai
- Gusti Andarun → memakai gelar Gusti, yang merupakan tingkatan bangsawan tinggi, artinya ia hasil penyatuan dua garis bangsawan (Alooh dari pihak ibu dan bangsawan tinggi dari pihak ayah).
- Berdasarkan garis keturunan ini:
- Konteks sejarah
- Gelar Alooh bukan sekadar tanda kehormatan, tapi juga penanda genealogis yang memudahkan penelusuran silsilah kerajaan Banjar.
- Dalam sejarah lisan, gelar ini sering dihilangkan dalam catatan resmi malu pake gelar alooh ,tujuan kesultan banjar masa itu untuk membedakan kasta jika tokoh tersebut berperan dalam perebutan kekuasaan atau konflik politik, supaya tidak ada legitimasi tambahan bagi keturunannya.
Kalau disederhanakan, Alooh/Aluh/Galuh secara resmi memang tercatat dalam struktur gelar Kesultanan Banjar, tapi posisinya jelas di tingkat bangsawan rendah perempuan.

Struktur Garis Keturunan & Gelar (Kesultanan Banjar)
Saya urutkan dari puncak sampai ke Alooh supaya jelas hubungannya:
- Sultan
→ Kepala negara.
→ Anak lelaki pewaris tahta = Sultan Muda (Putera Mahkota).
→ Anak lelaki lainnya = Pangeran (dengan berbagai tingkatan: Pangeran Ratu, Pangeran Dipati,Pangeran Ratu Anom dll.). - Ratu
- Ratu Sultan/Ratu Ibu → permaisuri bangsawan.
- Ratu (tanpa embel-embel) → istri sultan dari bangsawan lain.
- Nyai Ratu → istri dari non-bangsawan yang melahirkan pewaris.
- Nyai → istri/selir non-bangsawan biasa.
- Gusti
- Anak-anak sultan atau cucu dari garis pria bangsawan tinggi.
- Bisa naik ke Pangeran bila diangkat.
- Putri
- Anak-anak sultan atau cucu dari garis pria bangsawan tinggi.
- Bisa naik ke Ratu bila diangkat.
- Antung
- Keturunan Gusti perempuan + non-bangsawan.
- Andin
- Keturunan Antung perempuan + non-bangsawan.
- Lelaki Andin kadang dapat gelar Raden bila berjasa.
- Nanang/Anang
- Keturunan Andin perempuan + non-bangsawan.
- Nanang ini adalah “separuh Andin”.
- Alooh/Aluh/Galuh
- Keturunan perempuan dari Adipati Banua Lima atau Anak cucu orang sepuluh (Nanang-nanangan Raja) Amuntai.
- Perempuan bangsawan rendah, pasangan setara dari Nanang/Anang.
- Kalau menikah dengan bangsawan tinggi (misalnya Gusti/Pangeran), anaknya bisa naik gelar menjadi Gusti
- Kalau menikah dengan orang biasa, gelarnya biasanya hilang di generasi berikutnya.
Hubungan dengan garis Alooh Oengka
- Alooh Oengka (perempuan bangsawan rendah, keturunan Nanang-nanangan Banua Lima/Amuntai).
- Anak perempuannya Alooh Intan masih mempertahankan gelar Alooh.
- Cucu perempuannya Alooh Siti menikah (kemungkinan besar) dengan bangsawan tinggi → melahirkan Gusti Andarun.
- Gusti Andarun ini naik status karena ayahnya adalah bangsawan tinggi dari garis Gusti/Pangeran.
Ini selaras dengan aturan Kesultanan Banjar: status anak ditentukan oleh garis ayah untuk gelar bangsawan, kecuali ada perkawinan sesama bangsawan.
Baik, saya buatkan dulu satu diagram populer khusus untuk garis keturunan dengan gelar Alooh di tradisi bangsawan Banjar, supaya jelas dari mana asal-usulnya.
Garis Keturunan Gelar “Alooh” (Galuh)
(khusus perempuan keturunan bangsawan Adipati Banua Lima / Anak Cucu Orang Sepuluh – Amuntai)
Adipati Banua Lima (Amuntai) ── keturunan perempuan = "Alooh / Galuh"
│
┌──────────┴──────────┐
│ │
Alooh Oengka (Gelar tetap Alooh)
│
Alooh Intan
│
Alooh Siti
│
Gusti Andarun
Keterangan:
- Alooh = gelar perempuan bangsawan rendah di Banjar yang berasal dari garis keturunan perempuan Adipati Banua Lima atau Anak Cucu Orang Sepuluh di Amuntai.
- Lawan jenisnya untuk laki-laki adalah Nanang/Anang.
- Dalam sejarah lisan Banjar, garis ini sering disamarkan atau hilang dari catatan resmi jika terkait pewaris tertentu (disebut nanangan ).
- Gusti Andarun di sini adalah keturunan Alooh yang mendapatkan gelar Gusti karena posisi dalam hierarki keluarga kerajaan.
gelar Alooh termasuk gelar bangsawan rendah khusus untuk perempuan Banjar yang berasal dari keturunan Adipati Banua Lima atau Anak Cucu Orang Sepuluh di Amuntai.
Ringkasnya:
Alooh (kadang ditulis Aluh atau Galuh) adalah gelar yang setara di tingkat perempuan dengan gelar Nanang/Anang pada laki-laki.
Gelar ini biasanya disandang oleh keturunan bangsawan yang bukan lagi berada di lingkaran teratas keluarga Sultan, tapi masih diakui darah birunya.
Sumber gelarnya dari struktur lama kerajaan Banjar, khususnya wilayah Banua Lima.
Perempuan yang bergelar Alooh biasanya berasal dari garis keturunan pria bangsawan yang sudah berada beberapa generasi di bawah Sultan, atau dari keturunan penguasa daerah bawahan seperti Negara Daha, Batang Alai, dan Amuntai.
Contoh jalur keturunan:
Alooh Oengka → Alooh Intan → Alooh Siti → Gusti Andarun alias hidayat
(Ketika menikah dengan bangsawan pria yang lebih tinggi, keturunannya bisa naik gelar menjadi pangeran Hidayatulah II).
Struktur Gelar Kesultanan Banjar (ringkas & relevan untuk Alooh)
Bangsawan Tinggi
- Sultan → Kepala Negara.
- Pangeran Ratu / Pangeran Dipati / Gusti → garis langsung atau dekat ke Sultan.
Bangsawan Menengah
- Antung → keturunan Gusti yang menikah dengan orang non-bangsawan.
- Andin → keturunan Antung perempuan yang menikah dengan orang non-bangsawan.
Bangsawan Rendah
- Nanang / Anang → untuk lelaki, keturunan bangsawan rendah dari jalur:
- Andin perempuan yang menikah dengan non-bangsawan.
- Saudara Ampu Jatmaka (Negara Dipa).
- Adipati Banua Lima (Amuntai).
- Alooh / Aluh / Galuh → untuk perempuan, setara dengan Nanang/Anang, berasal dari keturunan Adipati Banua Lima atau Anak Cucu Orang Sepuluh di Amuntai.
Catatan Penting untuk Alooh
- Gelar ini hanya untuk perempuan, dan turun dari garis pria bangsawan rendah.
- Tidak otomatis membuat anak menjadi bangsawan tinggi, kecuali ayahnya bergelar tinggi (Gusti/Pangeran).
- Dalam kasus seperti Alooh Siti → Gusti Andarun, kenaikan status terjadi karena ayah bangsawan tinggi.
beda nya apa dengan kasoema – wira kasuma apa arti kusuma
1. Arti “Kusuma / Kasuma”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kusuma berarti:
- Bunga
- Perempuan yang cantik (elok, molek)
- Bangsawan Tinggi,mengandung unsur Kusuma dalam gelar kekuasaan kerajaan
“Kusuma bangsa” → bunga bangsa, yaitu pemuda dan pemudi terpilih
Kata ini berasal dari bahasa Sanskerta dan Jawa, dan banyak digunakan dalam nama atau gelar, terutama dalam konteks keindahan, kemuliaan, dan status bangsawan Tinggi
2. “Wira Kusuma / Wira Kasoema / Wirakusuma”
Komponen kata:
- Wira = keberanian, kepahlawanan
- Kusuma = bunga, bangsawan tinggi, kemuliaan,mengandung unsur Kusuma dalam gelar kekuasaan kerajaan
Sehingga Wira Kusuma / Wirakusuma melambangkan “pejuang bangsawan tinggi yang berani dan mulia.”
Contoh penggunaannya:
- Pangeran Wirakusuma II Alwatsiqbillah dari Kesultanan Banjar, dikenal juga sebagai Pangeran Wira Kusuma (dalam ejaan Banjar: Wira Kasoema)
3. Contoh Tokoh Sejarah dengan Gelar Ini
- Raden Tumenggung Soeria Kasoema – seorang Ronggo (pegawai kolonial di Banjarmasin) yang mendapat penghargaan dan gelar atas jasanya; nama ini menunjukkan kehadiran pulau besar gelar tradisional Banjar dalam periode kolonial .
- Panembahan Kusuma Dilaga – Sultan Banjar (1717–1730), mengandung unsur Kusuma dalam gelar kekuasaan kerajaan
4. Ringkasan Perbandingan
Istilah / Gelar | Makna Umum | Konteks/Keterangan |
---|---|---|
Kusuma / Kasuma | Bunga, keindahan, bangsawan | Gelar atau nama yang menandai kemuliaan atau kecantikan |
Wira | Pahlawan, keberanian | Menunjukkan sifat kepahlawanan atau kepemimpinan |
Wira Kusuma / Wirakusuma | Pahlawan bangsawan, mulia,mengandung unsur Kusuma dalam gelar kekuasaan kerajaan | Gelar kehormatan bangsawan tinggi yang menunjukkan keberanian & martabat |
Penutup
Dalam struktur Kesultanan Banjar, gelar yang mengandung unsur Kusuma umumnya dimiliki oleh kalangan bangsawan tinggi atau garis keturunan utama kerajaan. Kata Kusuma sendiri bermakna “bunga yang harum,” simbol kemurnian darah dan kehormatan yang melekat pada pewaris tahta atau tokoh penting dalam lingkaran inti istana. Pemegang gelar ini biasanya memiliki akses langsung pada kekuasaan dan posisi politik yang strategis.
Sebaliknya, Alooh (juga ditulis Aluh atau Galuh) merupakan gelar bangsawan rendah khusus perempuan yang berasal dari keturunan bangsawan daerah, seperti Banua Lima atau Anak Cucu Orang Sepuluh. Statusnya tetap diakui dalam garis darah biru, tetapi berada di luar inti keluarga Sultan. Gelar Alooh menandai kemuliaan yang diwariskan, meskipun peluang politiknya lebih terbatas dibandingkan bangsawan Kusuma.
Perbandingan ini menunjukkan bahwa Kusuma adalah simbol pusat kekuasaan, sedangkan Alooh adalah simbol kemuliaan daerah — dua strata yang sama-sama terhormat, namun berada di tingkatan hierarki bangsawan yang berbeda.
Oke, saya jabarkan dengan bahasa yang jelas untuk orang awam, khususnya konteks Banjar.
Kasuma: Gelar Sakral Bangsawan Tinggi
Di zaman kerajaan-kerajaan Nusantara, termasuk Kesultanan Banjar, gelar yang mengandung unsur “Kasuma/Kusuma” bukan sekadar hiasan nama. Gelar ini adalah penanda darah biru tertinggi — biasanya hanya untuk putra atau cucu dari Sultan, Pangeran, atau keluarga inti kerajaan yang memiliki hak atas tahta.
Makna & Status
- Kasuma berarti “bunga yang suci dan harum,” melambangkan kemurnian darah kerajaan.
- Gelar ini sangat sakral dan bagian dari sistem identitas istana.
- Tidak semua anak raja otomatis menyandang Kasuma. Biasanya diberikan pada keturunan yang berada di garis lurus pewaris tahta atau memegang peranan penting dalam struktur kekuasaan.
Aturan Ketat di Masa Lalu
- Rakyat jelata (orang jaba) atau bangsawan rendah dilarang keras memakai gelar Kasuma.
- Kalau ketahuan mengaku atau memakai gelar ini tanpa hak, hukumannya bisa berat — bahkan di masa lalu ada yang sampai dihukum mati karena dianggap melanggar kehormatan istana dan melakukan pemalsuan status.
- Gelar ini diperlakukan seperti simbol suci keluarga raja, sama seperti mahkota atau regalia kerajaan.
Perbandingan dengan Alooh
- Kasuma → untuk bangsawan tinggi, pusat kekuasaan istana, hanya garis utama pewaris.
- Alooh → untuk bangsawan rendah perempuan, keturunan bangsawan daerah (Banua Lima, Anak Cucu Orang Sepuluh), tetap diakui darah birunya tetapi bukan pusat kekuasaan.
- Risiko Sosial → Salah pakai gelar Kasuma = pelanggaran besar, sedangkan Alooh lebih fleksibel diakui di masyarakat tetapi tetap menunjukkan garis keturunan bangsawan.

Baik, saya jelaskan dengan bahasa sederhana supaya orang awam bisa langsung paham.
6 Hirarki / “Kasta” Bangsawan Kesultanan Banjar (mirip sistem Hindu–Buddha dulu)
Dalam Kesultanan Banjar, Sultan membagi masyarakat bangsawan dan rakyat menjadi tingkat-tingkat status.
Tujuannya supaya jelas siapa yang berhak pakai gelar tertentu dan siapa yang tidak boleh melampaui batas.
1. Sultan & Keluarga Inti
- Siapa: Sultan, permaisuri, putra mahkota (Sultan Muda), dan anak-anak langsung Sultan.
- Gelar: Sri Paduka, Sultan, Pangeran Ratu, Gusti Agung
- Catatan: Inilah darah biru tertinggi. Memiliki hak atas tahta.
- Penanda: Biasanya gelar sakral seperti Kusuma/Kasuma hanya muncul di level ini atau cucu Sultan tertentu.
2. Pangeran & Gusti
- Siapa: Anak cucu Sultan (tapi bukan pewaris utama), keluarga dekat mangkubumi, atau bangsawan tinggi lain yang diangkat.
- Gelar: Pangeran, Gusti, Dipati, Ratu (untuk perempuan)
- Catatan: Mereka masih darah biru murni, tapi tidak selalu pewaris tahta.
3. Antung
- Siapa: Keturunan Gusti perempuan yang menikah dengan pria biasa (orang Jaba).
- Gelar: Antung
- Catatan: Status bangsawan menurun karena perkawinan keluar lingkaran elit.
- Posisi: Dianggap bangsawan menengah.
4. Andin
- Siapa: Keturunan Antung perempuan yang menikah dengan orang Jaba.
- Gelar: Andin
- Catatan: Sudah turun lagi statusnya. Bangsawan rendah.
5. Nanang / Anang
- Siapa:
- Nanang: Keturunan Andin perempuan menikah dengan orang Jaba.
- Anang: Keturunan lelaki dari Adipati Banua Lima atau Anak Cucu Orang Sepuluh (Amuntai).
- Gelar: Nanang (lelaki), Alooh/Aluh/Galuh (perempuan).
- Catatan: Masuk bangsawan rendah. Masih diakui punya darah biru, tapi jauh dari lingkar istana.
6. Rakyat Biasa (Orang Jaba)
- Siapa: Masyarakat umum tanpa darah bangsawan.
- Gelar: Tidak ada gelar khusus.
- Catatan: Zaman dulu, tidak boleh mengaku-ngaku atau pakai gelar bangsawan.
- Kalau ada rakyat biasa pakai gelar Kusuma atau Pangeran, bisa kena hukuman berat bahkan hukuman mati.
Kenapa Penting?
- Dalam sistem ini, status menentukan hak bicara dalam sejarah, adat, dan urusan kerajaan.
- Nanang/Anang → Tidak mungkin “menggurui” Pangeran/Gusti.
- Rakyat biasa → Tidak boleh ceramah sejarah kerajaan di depan bangsawan tinggi, kecuali diminta.
- Penanda darah biru tertinggi = Kusuma/Kasuma → hanya untuk pewaris langsung dan sakral.

di Kesultanan Banjar, “darah biru” dan “bangsawan tinggi” memang sering tumpang tindih, tapi tidak selalu identik.
Kalau kita sederhanakan:
Istilah | Arti Singkat | Siapa Saja yang Termasuk | Catatan Penting |
---|---|---|---|
Darah Biru | Garis keturunan langsung dari keluarga kerajaan atau bangsawan tinggi. | Sultan, Pangeran, Gusti, sebagian Antung. | Status ini melekat sejak lahir dan sulit hilang kecuali karena pelanggaran adat besar. |
Bangsawan Tinggi | Posisi tertinggi dalam struktur sosial kerajaan, punya hak politik dan adat istiadat istana. | Sultan, Pangeran, Gusti, Ratu, Putri, Kadang Antung (kalau dari garis dekat Sultan). | Tidak semua darah biru otomatis “bangsawan tinggi” — misalnya keturunan jauh bisa turun status. |
Bangsawan Rendah | Keturunan bangsawan daerah atau pejabat tinggi kerajaan yang bukan garis utama tahta. | Alooh (perempuan), Nanang/Anang (laki-laki), Andin. | Masih diakui sebagai bangsawan, tapi pengaruh politiknya terbatas. |
Orang Jaba | Rakyat biasa tanpa gelar bangsawan. | Petani, pedagang, pekerja bebas. | Bisa menikah dengan bangsawan, tapi anaknya biasanya turun satu tingkat gelar. |